Bila kau tak tahan lelahnya belajar, maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan (Imam Syafi'i)

Selasa, 08 Oktober 2024

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

PEMIKRAN REFLEKTIF
Pada modul 2.3 ini saya mempelajari tentang Supervisi Akademik yang bertujuan untuk pengembangan kompetensi dalam setiap diri pendidik di sekolah. Pendekatan yang digunakan adalah coaching yang memiliki 3 prinsip yaitu kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi. Kompetensi inti coaching yang harus dimiliki diantaranya kehadiran penuh (presence), mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan yang berbobot. Kegiatan coaching dilaksanakan menggunakan alur TIRTA yaitu tujuan, identifikasi, rencana aksi dan tanggung jawab.

Emosi yang dirasakan terkait dengan pengalaman belajar adalah merasa senang dan lebih percaya diri untuk menerapkan pendekatan coachng dalam supervisi. Namun, ada juga khawatir tentang kemampuan saya untuk sepenuhnya menguasai tekhnik-tekhnik coaching yang efektif.

Apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar yaitu saya telah berhasil menerapkan beberapa tekhnik coaching saat mempraktikkannya dalam ruan kolaborasi maupun demonstrasi konstektual dengan menggunakan alur TIRTA dan perinsip coaching yang baik saat saya berperan sebagai coach, coachee atau pengamat.

Apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar yaitu saya perlu meningkatkan kemampuan dalam merancang pertanyaan berbobot saat pelaksanaan coaching dan fokus sesuai alur TIRTA. Terkadang saya merasa percakapan coaching masih belum mencapai tujuan yang diharapkan.

Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi yaitu materi ini sangat relevan dengan kompetensi saya sebagai pendidik dan pemimpin pembelajaran sehingga lebih efektif saat membantu memaksimalkan potensi peserta didik atau rekan sejawat.

ANALISIS UNTUK IMPLEMENTASI DALAM KONTEKS CGP
Memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh. 
Cara terbaik untuk mengintegrasikan teknik coaching ke dalam rutinitas supervisi akademik yang sudah ada adalah dengan menggunakan alur TIRTA dalam setiap sesi. Mulai dari percakapan pra observasi untuk menetapkan tujuan, lakukan observasi dengan pendekatan non judgement dan akhiri dengan percakapan pascca observasi untuk refleksi serta perencanaan tindakan perbaikan, Konsistensi dan keterlibatan guru di setiap tahap akan meningkatkan efektifitas supervisi.

Mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan baru. Saya mencoba mengolah materi yagn dipelajari dengan menyesuaikannya dengan konteks sekolah saya. Misalnya menggunakan sesi coaching singkat yang fokus pada tujuan spesifik yang ingin dicapai oleh guru.

Menganalisis tantangan yagn sesuai dengan konteks asal CGP. Tantangan terbesar adalah waktu yang terbatas dan beban kerja yang tinggi, yang bisa menghambat pelaksanaan coachin secara rutin, selain itu ada juga tantangan dalam memastikan semua guru terbuak dan siap menerima pendekatan coaching.

Memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi sebagia solusi saya bisa mulai dengan sesi coaching yang lebih singkat dan fokus pada tujuan. Saya juga dapat mengintegrasikan coaching ke dalam pertemuan atau kegiatan lain yang sudah ada untuk menghemat waktu dan sumber daya.

MEMBUAT KETERHUBUNGAN 
Pengalaman masa lalu
Saya pernah disupervisi oleh kepala sekolah tetapi kegiatan tersebut hanya sekedar memenuhi kewajiban tanpa memahami makna supervisi yang sebenarnya. Supervisi akademik dilakukan hanya saat kepala sekolah mengobservasi kelas, tanpa kegiatan pra observasi dan pasca observasi sehingga hasilnya hanya sebatas penilaian guru saja.

Penerapan di masa mendatang
Harapan penerapan supervisi akademik di masa mendatang adalah agar proses ini dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan, Ini termasuk tahap pra observasi, observasi dan pasca observasi. Dengan pendekatan coaching yang berfokus pada kemitraan , proses kreatif dan memaksimalkan potensi diharapkan supervisi dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi pengembangan kompetensi guru. Melalui supervisi yang bermakna, guru akan mendapatkan umpan balik yang konstruktif dan relevan, sehingga dapat terus meningkatkan kualitas pembelajaran yang berpihak pada murid.

Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari 
Dalam modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi saya mempelajari tentang pentingnya mengenali dan memenuhi kebutuhan belajar individual setiap siswa. Sementara pada modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional mengajarkan pentingnya mengembangkan keterampilan sosial dan emosional siswa sebagai bagian dari pembelajaran holistik. Dengan menggabungkan konsep dari modul 2.1 dan 2.2 coaching dalam supervisi akademik menjadi lebih komprehensif, mengembangkan keterampilan coaching yang berferensiasi dan memperhatikan aspek sosial emosional mitra. Hal ini dapat menghasilakn situasi yang lebih inklusif dan suportif, serta memperkuat hasil coaching secara maksimal.

Informasi yang didapat dair orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP
Saya juga mendapat banyak wawasan dari diskusi dengan rekan-rekan dan literatur tentang coaching yang memberaikan perspektif tambahan tentang tentang bagaimana mengatasi tantangan dalam supervisi akademik.

Terima kasih.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman