Assalamualaikum...
Jurnal refleksi ini menggunakan model 4F yaitu Fact, Feeling, Findings dan Future
1. FACT (PERISTIWA)
Minggu ini saya mempelajari tentang Coaching yaitu proses kolaboratif yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari coachee.(Grant, 1999)
Sejalan dengan pendapat para ahli, International Coach Federation mendefinisikan coaching sebagai bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.
Pembelajaran minggu ini masih pada tahap ruang kolaborasi yang dilaksanakan pada tanggal 25 dan 26 Septermber 2024. Setelah belajar secara mandiri pada eksplorasi konsep kemudian mempraktikkan tekhnik coaching saat ruang kolaborasi sehingga teori yang dipelajari bisa dikonstruksikan menjadi pengalaman nyata. Tentunya ini menjadi jalan untuk saya dalam memahami materi kali ini.
Coaching merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki coachee dengan seorang coach yang menggunakan paradigma fokus pada coachee yang ingin dikembangkan, bersikap terbuka dan ingin tahu, memiliki kesadaran diri yang kuat dan mampu melihat peluang baru dan masa depan.
Pada minggu ini saya juga memulai Program Kaji Gema yang merupakan perwujudan visi yang telah saya susun pada modul 1.3 yaitu dengan mengumpulkan wali murid tentang pengenalan program dan aplikasi yang digunakan yaitu IPUSNAS, EPERPUSDIKBUD dan website PENJARING. Kendala yang dihadapi yaitu aplikasi IPUSNAS dalam masa perbaikan sehingga sumber bacaan menjadi berkurang.
2. FEELING (PERASAAN)
Saya merasa tehnik Coaching merupakan cara baru yang harus dilatih dengan melakukan banyak referensi karena setelah mempraktikkannya saya menemukan kesulitan dalam menggali potensi coachee terutama di saat menyusun pertanyaan berbobot. Saya merasa pertanyaan yang saya buat hanya merupakan pengulangan dari cerita coachee dan tidak memberikan bantuan berarti bagi coachee dalam menyusun langkah yang harus ditempuh selanjutnya.
3. PEMBELAJARAN (FINDINGS)
Supervisi akademik dilakukan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid dan untuk pengembangan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah. Dalam relasi guru dengan guru, seorang coach dapat membantu seorang coachee untuk menemukan kekuatan dirinya dalam pembelajaran. Pendekatan komunikasi dengan proses coaching merupakan sebuah dialog antara seorang coach dan coachee yang terjadi secara emansipatif dalam sebuah ruang perjumpaan yang penuh kasih dan persaudaraan.
Paradigma berpikir coaching terdiri dari fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan, bersikap terbuka dan ingin tahu, memiliki kesadaran diri yang kuat, mampu melihat peluang baru dan masa depan. Prinsip coaching yaitu “kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi”. Kompetensi Inti Coaching meliputi kehadiran penuh/Presence, mendengarkan aktif, mengajukan pertanyaan berbobot. Percakapan Berbasis Coaching dengan Alur TIRTA : Percakapan untuk perencanaan, Percakapan untuk pemecahan masalah, Percakapan untuk berefleksi, Percakapan untuk kalibrasi.
Umpan Balik berbasis Coaching terdiri dari Umpan Balik dengan Pertanyaan Reflektif, Umpan Balik menggunakan data yang valid. Supervisi akademik merupakan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk memberikan dampak secara langsung pada guru dan kegiatan pembelajaran mereka di kelas. Dalam pelaksanaannya ada dua paradigma utama yang menjadi landasan kita menjalankan proses supervisi akademik yang memberdayakan, yakni paradigma pengembangan kompetensi yang berkelanjutan dan optimalisasi potensi setiap individu
4. FUTURE (PENERAPAN)
Tehnik coaching tidak hanya diterapkan pada mitra kerja namun juga pada peserta didik. Saya akan memanfaatkan coaching untuk memaksimalkan kemampuan peserta didik saya dengan situasi dan kondisi yang mendukung. Kemudian, selain mempraktikkannya saya juga ingin berbagi dengan mitra kerja sehingga tehnik ini dapat diterapkan oleh semua pihak dan membantu perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu mencapa keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar