Assalamualaikum...
Jurnal Dwi Mingguan ini saya susun menggunakan metode 4F (Fact, Feeling, Finding dan Future.
FACT (Peristiwa)
Pembelajaran modul 2.2 diawali dengan mulai dari diri pada tanggal 3 September 2024. Materi tentang Pendidikan Sosial Emosional bertujuan untuk mewujudkan lingkungan aman dan nyaman untuk peserta didik pada akhirnya mewujudkan well being (kesejahteraan psikologis). Kondisi nyaman, sehat dan bahagia merupakan kondisi individu yang memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.
Konsep kompetensi sosial emosional berdasarkan CASEL (Collaborative For Academic, Sosial and Emotional Learning) yaitu
- Memahami, menghayati dan mengelola emosi (kesadaran diri)
- Menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)
- Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
- Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)
- Membuat keputusan yang bertanggung jawab (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)
Ruang kolaborasi yang dilaksanakan tanggal 6 dan 9 September 2024 mendiskusikan tentang ide-ide implementasi KSE pada pembelajaran. Hasil diskusi menguatkan pemahaman tentang penerapan KSE yaitu dapat dilaksanakan di kelas, sekolah, keluarga dan komunitas.
Ruang Kolaborasi 2.2
Pada minggu ini juga dilaksanakan Pendampingan Individu 3 pada hari Sabtu, 7 September 2024. Kegiatan berlangsung dengan lancar yaitu tentang refleksi kegiatan yang telah dilakukan sampai pada modul 2.2 Moment ini juga digunakan untuk berbagi tentang pelaksanaan BAGJA dengan Ibu Fika, Pengajar Praktik kelas 40A. BAGJA yang telah disusun mengambil topik tentang pemanfaatan literasi digital di rumah dan di sekolah dengan latar belakang kodrat zaman dan kodrat alam yang tidak terlepas dari peralatan digital yaitu gawai. BAGJA bisa di baca di sini.
Pendampingan Individu 3
Akhir minggu ini juga dilaksanakan Lokakarya 3 di SMAN 1 Tempeh pada tanggal 14 September 2024. Kegiatan dipenuhi dengan keceriaan dengan agenda pembelajaran tentang praktik pembelajaran berdiferensiasi, mindfullness dan KSE. Banyak materi dan ice breaking bermanfaat yang didapatkan karena CGP di kelas berasal dari jenjang pendidikan berbeda yaitu SD, SMP dan SMA. Pengalaman baru diperoleh saat bapak ibu guru dari SMA/SMKN mempraktikkan pembelajaran di kelas yang metodenya tidak jauh berbeda dengan SD namun lebih variatif. Metode yang menarik didapatkan salah satunya yaitu Galeri Wall yang disampaikan oleh Ibu Lilis, Guru SMKN 1 Tempeh.
Lokakarya 3
FEELING (Perasaan)Kompetensi sosial emosional tanpa sadar telah diterapkan pada pembelajaran selama ini namun tidak tertulis secara eksplisit. Faktanya materi ini bukan hal baru sehingga saya merasa mudah dalam mempelajarinya. Hal yang perlu saya kembangkan berkaitan dengan KSE adalah mengelompokkan kegiatan pembelajaran yang diterapkan pada salah satu kompetensi yang didasarkan pada CASEL.
Adanya praktik Mindfullness juga membuat pelaksanaan kegiatan terjeda sejenak dan memberikan ruang untuk bernafas sehingga perasaan lebih terkontrol dan mengurangi rasa lelah dalam beraktivitas.
Saya juga merasa ada semangat untuk keluar dari zona nyaman yaitu memulai kegiatan BAGJA berkolaborasi dengan peserta didik, rekan sejawat dan orang tua.
FINDING (Penemuan)
Penerapan pembelajaran KSE dapat dilaksanakan di kelas, sekolah, keluarga dan komunitas dengan menggunakan berbagai indikator yaitu :
Kelas : pengajaran eksplisit, pembelajaran akademik yang terintegrasi KSE dan pelibatan suara murid.
Sekolah : Iklim kelas yang mendukung, berfokus pada KSE pendidik dan tenaga kependidikan dan dukungan yang terintegasi berkelanjutan
Keluarga dan komunitas : Pelibatan kemitraan dengan orang tua dan kemitraan dengan komunitas.
Pembelajaran yang terintegrasi dengan KSE pada dasarnya telah diterapkan pada pembelajaran sehari-hari namun sekarang pengelompokkannya dan indikator pencapaiannya lebih jelas dan terarah. Misalnya pelaksanaan mindfullness dengan Tehnik STOP yang bisa membuat perasaan peserta didik lebih tenang dan menyadari keberadaan dirinya, pembagian kelompok yang bisa meningkatkan kompetensi keterampilan berelasi juga pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dengan metode POOCH (Problem, Options, Outcomes, Choices)
Analisis lebih lanjut Pendidikan Sosial Emosional berkaitan erat dengan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.
Urgensi penerapan KSE memberikan gambaran penerapan pembelajaran harus dikembangkan dengan memperhatikan Kompetensi Sosial Emosional dengan tetap fokus pada pencapaian tujuan pembelajaran. Saya akan berusaha menerapkan pembelajaran yang menekannkan pada salah satu atau beberapa KSE untuk kelas rendah dengan harapan pembelajaran tetap berlangsung efektif.
Contoh ide pembelajaran yang akan saya terapkan adalah pelaksanaan tekhnik STOP pada waktu-waktu tertentu dan pembelajaran menggunakan metode diskusi.
Demikian Jurnal Dwi Mingguan pada kesempatan kali ini.
Salam Guru Penggerak Angkatan 11
CHARDIANA SARININGTIYAS, S. Pd. SD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar