Bila kau tak tahan lelahnya belajar, maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan (Imam Syafi'i)

Rabu, 31 Juli 2024

Koneksi Antar Materi Modul 1.3

 


Koneksi antar materi 1.3 adalah tentang cara mewujudkan nilai-nilai dan peran guru penggerak dalam pembelajaran yang berpusat pada murid dengan menggunakan manajemen perubahan Inkuiri Apresiatif.

Ki Hajar Dewantara menganalogikan guru sebagai petani yang merawat tanamannya. Bukan bertujuan untuk mengubah wujud benih yang ditanamnya akan tetapi hanya berpusat untuk menumbuhkan benih menjadi tanaman berkualitas. Peran guru hanya sebatas menuntun seorang anak menjadi manusia berbudi pekerti luhur yang akan mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya. Oleh karena itu, visi guru penggerak dipusatkan untuk memenuhi kebutuhan murid disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman.

Visi guru penggerak dapat diwujudkan dengan menggunakan manajemen perubahan Inkuiri Apresiatif yaitu sebuah manajemen perubahan kolaboratif dan berpusat pada kekuatan (positif) dan bertahap. Tahapan dalam Inkuiri Apresiatif dalam Bahasa Indonesia disebut BAGJA (Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, Atur eksekusi).

Peran pendidik dalam membuat visi adalah memberikan pandangan ke depan untuk mencapai tujuan pendidikan. Langkah-langkah yang ditempuh dengan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki oleh sekolah dengan merumuskannya menggunakan pendekatan manajemen perubahan IA. Visi saya sebelum mempelajari BAGJA adalah mewujudkan peserta didik yang unggul dalam prestasi, pelopor dalam IMTAQ dan IPTEK, disiplin dan bertanggung jawab dengan mengutamakan kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya sebagai manusia juga anggota masyarakat.

Setelah mempelajari modul 1.3 maka visi saya menjadi Mewujudkan generasi yang berkarakter mulia, mandiri dan memiliki keterampilan abad ke-21.

Analisa kekuatan yang dimiliki sekolah adalah murid yang memiliki gawai namun kurang dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan. Aset ini menjadi pondasi saya untuk mewujudkan visi untuk memanfaatkan gawai yang dimiliki untuk literasi digital dengan menggunakan berbagai aplikasi perpustakaan digital gratis di play store.

Demikian koneksi antar materi modul 1.3 yang dapat saya susun.

Salam Guru Penggerak,

CHARDIANA SARININGTIYAS, S.Pd.SD



Senin, 29 Juli 2024

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

Assalamualaikum.

Paradigma Inkuiri Apresiatif adalah pendekatan yang berfokus pada mencari dan mengapresiasi hal-hal positif dalam organisasi atau individu, serta membangun kekuatan tersebut untuk menciptakan perubahan positif. Pendekatan ini berpusat pada apa yang sudah berhasil dan bagaimana kita bisa mengembangkan lebih jauh. 

BAGJA merupakan gubahan tahapan Inkuiri Apresiatif sebagai pendekatan manajemen perubahan yang pertama kali diperkenalkan Cooperrider ke dalam langkan 4D (Discover, Dream, Design,Deliver), Cooperrider&Whitney,2005 yang kemudian dalam praktik selanjutnya tahapan discover dipecah menjadi define dan discover (Cooperrider et.al, 2008).


 Visi Guru Penggerak

 Mewujudkan generasi yang berkarakter mulia, mandiri dan memiliki keterampilan abad ke-21.

Pernyataan Prakarsa Perubahan

 

ASET

TANTANGAN

AKSI

PELAJARAN

Peserta didik yang memiliki handphone

Peserta didik yang memanfaatkan handphone untuk bermain game

Pembelajaran literasi menggunakan handphone

Peserta didik memanfaatkan handphone untuk kegiatan bermanfaat

 

Menerapkan pembiasaan membaca dengan literasi digital serta memfokuskan pada pengembangan nilai-nilai karakter dan keterampilan berpikir kritis.

Tahapan BAGJA

Buat Pertanyaan Utama

Pertanyaan

Tindakan

      Apa yang harus saya lakukan untuk menerapkan pembiasaan membaca dengan memanfaatkan literasi digital

      Mencari aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk membaca gratis yaitu Eperpusdikbud

      Berkolaborasi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat tentang kegiatan membaca dengan memanfaatkan literasi digital

      Membaca literatur tentang kegiatan-kegiatan membaca dengan memanfaatkan literasi digital

 

 

Ambil Pelajaran

Pertanyaan

Tindakan

      Siapakah di sekolah/dll. yang mempunyai pengalaman pernah menjalankan pembiasaan membaca dengan menggunakan literasi digital?

      Aktivitas apa saja yang menurut anak-anak dapat digunakan untuk membaca dengan memanfaatkan literasi digital?

      Situasi apa yang dapat kita manfaatkan untuk melaksanakan pembiasaan membaca dengan memanfaatkan literasi digital?

      Keterampilan apa yang sudah saya miliki dan membantu saya untuk mewujudkan pembiasaan membaca dengan memanfaatkan literasi digital?

 

      Mencari contoh nyata bagaimana cara memanfaatkan literasi digital untuk kegiatan pembiasaan membaca

      Mewawancara/survei pengalaman/pendapat guru/KS/PS/murid/orangtua

      Menggali informasi tentang kegiatan peserta didik dalam memanfaatkan handphone.

 

 

Gali Mimpi

Pertanyaan

Tindakan

      Apakah kebiasaan-kebiasaan baru yang saya bayangkan jika peserta didik terbiasa membaca dengan memanfaatkan literasi digital?

      Bagaimana perasaan saya jika peserta didik terbiasa membaca dengan memanfaatkan literasi digital?

      Apa saja hal-hal baru yang bisa aku lakukan setelah peserta didik terbiasa membaca dengan memanfaatkan literasi digital?

      Apa hal-hal/sumberdaya yang kita bayangkan akan tersedia jika peserta didik terbiasa membaca dengan memanfaatkan literasi digital?

 

·       Peserta didik menjadi lebih mandiri, gemar membaca dan memanfaatkan handphone untuk hal yang bermanfaat.

·       Pembelajaran di kelas bisa menjadi menyenangkan dan penuh inovasi.

·       Menambah waktu pembiasaan membaca dengan memanfaatkan literasi digital.

 

 

Jabarkan Rencana

Pertanyaan

Tindakan

      Apa langkah paling sederhana/langkah pertama yang bisa dilakukan?

      Berapa lama target untuk mencapai pembiasaan membaca dengan memanfaatkan literasi digital?

      Apa tindakan-tindakan yang bisa mendukung usaha mencapai pembiasaan membaca dengan memanfaatkan literasi digital?

      Bagaimana mengukur kemajuan dan melanjutkan langkah?

      Bagaimana cara untuk saling menyemangati usaha bersama mencapai pembiasaan membaca dengan memanfaatkan literasi digital?

 

·       Melakukan sosialisasi dengan wali murid

·       Membuat jadwal kegiatan yang terstruktur.

·       Membuat capaian yang realistis untuk setiap minggunya

·       Membuat catatan besar target yang akan dicapai per minggu dan memajangnya di kelas

 

 

 

Atur Eksekusi

Pertanyaan

Tindakan

    Siapa yang bisa mengarahkan dan memantau kegiatan pembiasaan membaca dengan memanfaatkan literasi digital?

    Siapa saja yang akan saya libatkan dalam mewujudkan rencana ini? Berperan sebagai apa saja?

    Kapan kegiatan pembiasaan membaca dengan memanfaatkan literasi digital dapat dimulai?

    Bagaimana pencatatan kemajuan kegiatan pembiasaan membaca dengan memanfaatkan literasi digital dilakukan?

    Siapa yang akan menampung keluhan tentang kekurangan kegiatan pembiasaan membaca dengan memanfaatkan literasi digital?

 

    Berdiskusi dengan kepala sekolah tentang pelaksanaan kegiatan

    Berkolaborasi dengan teman sejawat dan wali murid tentang pelaksanaan kegiatan

    Membuat grup khusus pelaporan kegiatan

    Kegiatan dilakukan dengan jadwal yang sudah dibuat

    Membuat buku jurnal membaca yang diisi secara mandiri

 

 

 

 Demikian Demonstrasi Kontekstual saya untuk modul 1.3

 Salam Guru Penggerak.

 CHARDIANA SARININGTIYAS,S.Pd.SD

Sabtu, 27 Juli 2024

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

 Assalamu'alaikum.

Salam bahagia Bapak dan Ibu,

Saya Chardiana Sariningtiyas, calon guru penggerak angkatan 11 dari SDN Klakah 01, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Tulisan ini merupakan Jurnal Refleksi Dwi Mingguan yang saya susun setelah mempelajari modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak dan Manajemen Perubahan Inkuiri Apresiatif melalui Kanvas BAGJA. Jurnal ini saya susun menggunakan model refleksi 4F (Facts, Feelings, Finding dan Future) yang dikembangkan oleh Roger Greenway.

FACTS

Perjalanan saya mempelajari modul 1.3 yaitu dengan mulai dari diri yang harus merumuskan tentang Visi Guru Penggerak dan dilanjutkan dengan eksplorasi konsep dan berdiskusi dengan rekan melalui forum diskusi di LMS. Pada tanggal 19 Juli 2024 merupakan kegiatan yang paling seru karena dapat bertemu dengan rekan-rekan CGP untuk berdiskusi dalam Ruang Kolaborasi. Keesokan harinya dilanjutkan dengan Lokakarya 2 di SMAN 1 Tempeh Lumajang. 

Kegiatan lokakarya menjadi motivasi untuk lebih giat mengikuti pendidikan program penggerak yang memiliki cerita di lingkungan sekolah masing-masing. Salah satunya adalah image CGP yang sibuk sehingga mengabaikan tugas utamanya sebagai guru. Padahal pada kenyataannya, seorang CGP harus bisa mengatur waktu sebaik mungkin supaya tidak menganggu jam mengajar karena kegiatan CGP memang dilakukan setelah jam sekolah usai.

Hari Senin tanggal 22 Juli 2024, bertemu lagi dengan rekan-rekan CGP, pengajar praktik dan fasilitator untuk mempersentasikan hasil diskusi tentang Visi Guru Penggerak dan upaya merealisasikannya dengan menggunakan BAGJA.

Pemahaman menjadi lebih mantap setelah mengikuti elaborasi pemahaman bersama Instruktur, Bapak Truko Triyanto pada tanggal 25 Juli 2024.

Ruang Kolaborasi kedua

Elaborasi Pemahaman

Lokakarya 1




FEELINGS 

Perasaan saya selama mengikuti pembelajaran modul 1.3 adalah lebih memahami tentang pentingnya merumuskan visi secara mantap untuk mencapai tujuan besar yang ingin dicapai. Perumusan visi dengan menggunakan Inkuiri Apresiatif membuat langkah-langkah yang harus ditempuh menjadi lebih bermakna dan efisien. Selain itu, saya juga senang bisa berlatih berbicara di depan umum meskipun belum terlalu lancar saat diskusi di ruang kolaborasi atau saat lokakarya.

FINDINGS

Sebelum mempelajari saya menganggap visi adalah kalimat umum tujuan seseorang yang tidak perlu diwujudkan karena kedalaman isinya yang terlalu luas. Selain itu, dalam melakukan perubahan, langkah awal yang harus dilakukan adalah mencari permasalahan yang harus diselesaikan.

Setelah mempelajari modul 1.3 saya memahami bahwa visi merupakan tujuan besar yang bisa dicapai dengan merumuskan langkah-langkah yang tepat. Hal ini bisa dimulai dengan merumuskan pernyataan prakarsa perubahan yang bisa disusun dengan memanfaatkan A-T-A-P. Aset, Tantangan, Aksi dan Pembelajaran. Perubahan bisa dimulai dengan memanfaatkan aset atau kekuatan yang dimiliki sehingga langkah awal merupakan pijakan yang kuat untuk mencapai tujuan visi yang telah dibuat.

Langkah selanjutnya adalah menggunakan BAGJA yang membuat sebuah visi bisa tergambarkan menjadi hal yang nyata dan bisa dicapai. 

Selain itu, saya juga belajar tentang komunitas praktisi yang bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk saling memperbaiki diri dengan rekan sejawat terdekat.

FUTURE 

Dalam memulai sebuah perubahan saya akan memulai dengan menyusun visi pribadi. Menurut saya dengan memiliki visi, langkah untuk mencapai tujuan lebih terarah. Visi tersebut akan saya kembangkan dengan menggunakan Inkuiri Apresiatif dan BAGJA.

Saya juga akan berkolaborasi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat untuk bersama-sama menerapkan paradigma Inkuiri Apresiatif bersama-sama. Harapannya, semua warga sekolah mampu mengenali potensi diri sehingga bisa dimanfaatkan untuk membawa perubahan yang lebih baik untuk kemajuan sekolah dan prestasi peserta didik.

Selasa, 23 Juli 2024

Ruang Kolaborasi 1.3 : Visi, Pernyataan Prakarsa Perubahan dan Bagja

 Assalamualaikum...

Alhamdulillah, perjalanan Pendidikan Guru Penggerak sudah pada modul 1.3

Kegiatan diskusi di Ruang Kolaborasi juga berjalan dengan menyenangkan dan memberikan pengetahuan baru tentang visi dan langkah-langkah dalam mewujudkannya. Berikut ini merupakan hasil diskusi dari kelompok saya, CGP Angkatan 11 Kelompok 40A.
















Atau file pdf bisa didownload di sini 

Terima kasih.
Salam Guru Penggerak
Chardiana Sariningtiyas, S.Pd.SD





Rabu, 17 Juli 2024

Koneksi Antar Materi 1.2




   Modul 1.1 memberikan pencerahan bahwa anak memiliki kodrat masing-masing yang harus dituntun untuk mengoptimalkan bakat dan kemampuan alami anak. Pendidikan bukan alat untuk mengekang anak dalam konten-konten menjemukan yang tidak bermanfaat bagi perkembangan anak. Pembelajaran harus dilakukan dengan berpusat pada murid.

   Modul 1.2 mengusung tentang nilai-nilai yang harus dimiliki guru penggerak dalam menjalankan perannya. Pada dasarnya nilai-nilai tersebut sudah dimiliki oleh seorang guru akan tetapi perlu dioptimalkan untuk mencapai peran yang maksimal dalam memberikan pembelajaran yang berpusat pada murid.

Kaitan Modul 1.1 dan Modul 1.2 yang saya pahami adalah keduanya merupakan timbal balik yang menjadi dasar pembelajaran berpusat pada murid. Gambaran tentang bagaimana seorang murid dan perlakuan apa yang harus diberikan seorang guru dalam mendidiknya sehingga tercipta pendidikan yang berpusat pada murid.

Saat mempelajari modul ini saya merasa tergugah untuk memperbaiki diri khususnya dalam menjalankan peran sebagai guru. Langkah yang saya lakukan adalah siap untuk menyiapkan pembelajaran berpusat pada murid meskipun tidak mencakup semua materi dalam satu semester.

Sebelum saya mempelajari modul 1.2 saya berpikir bahwa kelebihan yang saya miliki sudah cukup baik namun sekarang saya sadar bahwa saya harus lebih banyak belajar untuk menjadi lebih baik terutama dalam hal kolaborasi dengan atasan juga rekan sejawat.

Rencana yang akan saya lakukan adalah menyiapkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan berkolaborasi kemudian mengarsipkannya sehingga bisa dievaluasi dan dipakai oleh guru lainnya. 

Salam Guru Penggerak,

Chardiana Sariningtiyas, S.Pd.SD

Senin, 15 Juli 2024

Demonstrasi Konstektual Modul 1.2


 Modul 1.2 menekankan pada penerapan nilai-nilai guru penggerak dalam melaksanakan perannya. Adapun nilai-nilai guru penggerak adalah berpihak pada murid, inovatif, kolaboratif, mandiri dan reflektif.

Jika saya telah menjadi guru penggerak selama tiga tahun maka kegiatan-kegiatan yang akan saya lakukan adalah :
  1. Melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan perwujudan pembelajaran yang berpihak pada murid karena dilaksanakan bukan berdasarkan tuntutan materi di kurikulum tapi berdasarkan kemampuan murid. Pelaksanaannya adalah diawali dengan asesmen diagnostik untuk mengetahui kemampuan awal masing-masing peserta didik sehingga guru menyiapkan pembelajaran dengan ketuntasan yang bisa dicapai masing-masing peserta didik. Contohnya, ketuntasan peserta didik yang sudah membaca berbeda dengan ketuntasan peserta didik yang baru mengenal huruf. Hal ini menciptakan suasana belajar yang nyaman karena semua peserta didik diharapkan dapat mengikuti dengan rasa percaya diri. 

Selanjutnya, guru membuat rencana pembelajaran yang inovatif untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang beragam. Mulai dari media pembelajaran juga asesmen. Pembuatan rencana pembelajaran berkolaborasi dengan rekan guru lainnya sehingga tersusun cepat dan bisa segera diaplikasikan. Meskipun begitu dalam pelaksanaanya disesuaikan dengan kondisi sekolah dan peserta didik masing-masing.

      2. Menggalakkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler dapat menjadi wadah untuk mengekspresikan diri. Kegiatan ini juga bebas dipilih oleh peserta didik. Hal ini merupakan wujud dari kemerdekaan belajar yang sedang digalakkan. Adapun beberapa kegiatan ektrakurikuler yang diselenggarakan adalah pramuka, seni tari dan gamelan, seni musik, informatika, infografis termasuk di dalamnya fotografi dan videografi, club bahasa, club sains, MTQ dan Al Banjari.

Kegiatan diawali dengan mencari pembina ahli di bidangnya dilanjutkan dengan pembuatan proposal. Untuk pelaksanaan bisa dilaksanakan di luar jam sekolah dan peserta merupakan siswa-siswa dari sekolah saya dengan catatan hanya boleh mengikuti ekstrakurikuler wajib yaitu pramuka dan 2 ekstrakurikuler pilihan. 

 Pemilihan kegiatan ekstrakurikuler merupakan wujud dari nilai mandiri juga reflektif. Peserta didik tentu akan mempertimbangkan kemampuan dan waktu yang akan dibutuhkan saat mengikuti ekstrakurikuler pilihannya.

      3. Menghidupkan kegiatan pembiasaan baik di sekolah

Kegiatan pembiasaan ini merupakan kegiatan terjadwal atau tidak terjadwal yang menekankan nilai-nilai yang ditentukan sekolah. Misalnya, nilai agama dengan melaksanakan berdo'a dan membaca surat-surat pendek bersama sebelum belajar. Nilai kebersihan dengan melaksanakan pembiasaan pemilahan sampah. Nilai moral dengan selalu menerapkan sapa, salam, senyum, sopan dan santun dengan semua warga sekolah. 

Hasil akhir yang diharapkan adalah peserta didik terbiasa melakukan kegiatan baik yang menjadikan mereka menjadi pribadi yang berkarakter dan berbudi luhur.

      4. Memanfaatkan sosial media dengan bijak.

Tidak dapat dihindari lagi saat ini sosial media merupakan tempat bebas berekspresi. Kegiatan memanfaatkan sosial media adalah mengajak peserta didik untuk memilah dan memilih cara yang tepat untuk mengekspresikan diri sesuai kemampuan dengan memperhatikan moral dan etika.

Kegiatan ini dilakukan dengan mengadakan event-event yang harus diikuti peserta didik dengan tema tertentu. Misalnya, untuk memperingati Hari Guru Nasional maka diadakan tugas terstruktur atau lomba (puisi, bercerita, menulis surat dsb) yang harus disebarkan di sosial media masing-masing kemudian peserta didik mengirimkan link untuk dinilai oleh guru atau juri.

Hal ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi peserta didik tentang batas-batas moral dan etika ketika berbagi karya di sosial media. Mereka juga bisa menyaring dengan baik berita atau hal-hal yang ada di sosial media dengan cara mengikuti yang positif dan meninggalkan yang negatif.


Demikian kegiatan yang akan saya lakukan jika saya menjadi guru penggerak di sekolah dan semua kegiatan tersebut menerapkan nilai-nilai guru penggerak. 

Chardiana Sariningtiyas, S.Pd.SD

Salam Guru Penggerak

 



Selasa, 02 Juli 2024

Koneksi Antar Materi Modul 1.1

 Menurut Ki Hajar Dewantara pengajaran merupakan bagian dari pendidikan. Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Pendidikan adalah proses menuntun terhadap segara kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah menuntut segala kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahafiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Proses menuntun ini dapat dianalogikan dengan petani yang merawat tanaman. Petani tidak berusaha untuk mengubah benih yang ditanam akan tetapi hanya merawat tanaman tersebut agar tumbuh subur dan berkualitas. Begitu juga guru, hanya sebatas memberikan tuntunan agar anak berkembang menjadi pribadi yang berkualitas tanpa mengubah kodratnya. 

Semboyan yang terkenal dari Ki Hajar Dewantara adalah Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.

Pemahaman tentang pendidikan dan pengajaran sebelum mempelajari materi adalah :

  1. Teori tentang Student Centered sudah sering didapatkan akan tetapi tidak dilaksanakan dengan maksimal karena masih nyaman dengan metode Teacher Centered.
  2. Tidak melakukan asesment diagnostik secara mendalam sehingga pembelajaran dilaksanakan secara seragam dan menyulitkan bagi beberapa peserta didik.
  3. Masih menggunkan kriteria ketuntasan dalam mengukur keberhasilan peserta didik karena mengikuti peraturan.

Pemahaman tentang pendidikan dan pengajaran setelah mempelajari materi adalah :

  1. Pendidikan bukan untuk menuntut tapi menuntut.
  2. Pentingnya memahami latar belakang dan karakteristik peserta didik agar bisa menyusun pembelajaran sesuai dengan kemampuan masing-masing.
  3. Pembelajaran bukan untuk mengejar ketuntasan materi tetapi untuk memberikan pengalaman bermakna untuk anak dalam pembentukan karakternya.

Rencana tindak lanjut yang akan saya lakukan kedepannya adalah:

  1. Melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada siswa dengan merancang pembelajaran yang menarik dan media pembelajaran yang sesuai sehingga siswa aktif dalam pembelajaran.
  2. Melakukan asesmen diagnostik lebih mendalam untuk memahami aspek psikologis, kemampuan awal dan latar belakang peserta didik.
  3. Melaksanakan penilaian beragan untuk mengakomodasi minat, bakat dan keberagaman siswa. 
Demikian koneksi antar materi yang dapat saya susun untuk memenuhi tugas CGP Angkatan 11. 

Salam Guru Penggerak
Chardiana Sariningtiyas, S. Pd. SD

Total Tayangan Halaman